Kesabaran



KESABARAN

            Ba’da magrib yang biasa kuisi dengan mengajar anak-anak mengaji al-qura’an, hari ini hanya kuisi dengan duduk-duduk diteras masjid, sembari menikmati bulan dan dikelilingi mereka, anakanak ngajiku. Mati lampu yang terjadi hampir tiap malam selama beberapa hari ini mengurangi jatah anak-anak mengaji, apalagi mala mini jenset yang ada dimasjid kehabisan bahan bakar. Kami bercengkrama dan berbagi cerita tentang apa saja, tiba-tiba diantara mereka ada yang nyeletuk “ umi.. kemaren sore umi marahin anak yang ngaji habis asyar kedengeran sampe rumahku lho..” aku bengong mendengar berita ini “iya tah? Aduuuuuh umi malu nih…”
“Iya umi.. mungkin karena pengeras suaranya lupa dimatikan jadi kedengeran sampe kemana-mana”. Mukaku merah seketika, kutanyai mereka satu persatu siapa saja yang mendengar kejadian sore itu, ternyata ada beberapa anak yang mendengar dari rumah mereka dan bias kupastikan tidak cuman mereka pasti ada masyarakat lain di komplek perumahan ini yang mendengar kejadian itu. “ iya umi kemaren sedang marahin rafa ( anak paling jahil di kelas mengaji iqro’) kalian tahu kan?”, serempak mereka mengangguk tanda setuju dan langsung berebut cerita tentang kejahilan si rafa ini. “Sudah…sudah.. kalian tidak boleh menjelek-jelekkan teman kalian sendiri.” Ujarku.. “biar umi saja yang marahin anak yang nakal dan tidak nurut diantara kalian”

Tanpa kusangka topic cerita bergeser pada beberapa cerita tentang anak yang pernah kumarahi, akhirnya akulah yang jadi terdakwa malam itu… kubiarkan mereka mengkritik dan mengolok-olokku tentang caraku mengajar mereka. Setelah agak reda kukatakan pada mereka.” Maafin umi ya.. kalau umi sering ngga sabar pada kalian”.
Dan tibatiba anak yang paling kecq  il dah masih cadel berujar. “sehalusnya umi haluus lebih cabal pada kami, kami kan macih anak-anak..”. Serentak kami tertawa bersama.
Ku usap kepalanya, “ iya nak.. ajari umi sabar ya..”.

Azan isya membubarkan kami, kami kemudian sholat berjamaah diterangi sinar bulan. Usai sholat beberapa anak yang sudah keluar masjid berteriak-teriak, ternyata ada yang menyiram sandal mereka hingga basah kuyup, dan ternyata sandalkupun  jadi sasaran, dipojok masjid ada sesosok anak yang sedang tertawa cekikikan. Anakanakpun langsung mengejarnya..
(Aaah lagi-lagi ulah raka..). Dan kesabarankupun diuji dan dibimbing lagi disini. Bersama jiwa-jiwa polos ini.


(terimakasih untuk kalian anak-anak  TPA AS-salam..karena  umi + kalian = ceria)

Komentar

Postingan Populer