Buah Hati dan Cinta



Tanpa di sadari kadang ada sebagian orang tua yang salah dalam mengekspresikan cinta pada sang buah hati. Ada yang karena sangat cintanya, orang tua takut menyakiti buah hatinya. Takut menegurnya, takut kehilangan keceriaan buah hati, dan takut si buah hati akan menangis

Dan karena sangat cinta dan meyayangi buah hatinya. Orang tuapun jadi lembek dalm menerapkan kedisplinan pada anak. Misalnya saat seharusnya anak pergi mengaji, anak sedang tidur, dank arena kasihan maka orang tua tidak membangunnkannya dan tidak menyuruhnya pergi mengaji. Padahal kedisplinan dalam mendidik anak  itulah kunci dari segalanya. Disamping kesabaran dan ketelatenan.

Atau adalagi orang tua yang selalu menerima syarat yang di ajukan oleh buah hati.  Selalu memanjakan secara berlebihan, memenuhi segala permintaan dan syarat buah hati ketika dia kita minta melakukan sesuatu. Terlalu over protektif dalam memberikan perlindungan pada buah hati. Melakukan pekerjaan-pekerjaan buah hati, selalu mencampuri urusannya yang seharusnya si buah hati sudah bisa melakukannya sendiri. Inipun bukti cinta dan kasih orang tua kepada buah hati yang salah

Sebenarnya cinta dalam mendalampingi tumbuh kembang buah hati sangat diperlukan dan di butuhkan. Tapi bagaimana sebaiknya kita melimpahi buah hati kita dengan cinta dan kasih???

Mencintai buah hati itu sangat dianjurkan oleh Rosulullah shallahu ‘alaihi wasallam. Seperti dalam satu haditsnya yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad :

“Bukan termasuk umatku orang yang tidak mau menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi anak kecil serta tidak mengetahui orang berilmu.”
Buah hati membutuhkan cinta kasih dan perhatian untuk membantu kepribadiannnya tumbuh secara sempurna dan harmonis.

Diantara cinta kasih orang tua kepada buah hati yang sebaiknya di berikan yaitu:

1.      Berikanlah selalu ciuman dan pelukan untuk meyakinkan buah hati bahwa orang tua menyayanginya.Karena pelukan dan ciuman inilah yang tanpa di sadari bila selalu diberikan kepada buah hati akan membentuk satu ikatan hati dan kedekatan emosional antara orang tua dan buah hati.
Dalam sebuah hadits Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhoinya- ia mengatakan ‘Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam mencium Hasan bin Ali sedang di sampingnya ada Al-Aqra’ bin Habis. Berkatalah Al-Aqra’ ‘Saya mempunyai sepuluh orang anak, tapi saya tidak pernah mencium seorangpun dari mereka.’ Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam memanadang kepadanya kemudian mengatakan’Orang yang tidak menyayangi tidak akan disayang.”

2.      Berlaku lembut tetapi tegas dalam mendisplinkan buah hati. Selalu bimbing buah hati untuk menjalankan aktifitasnya tepat waktu. Istirahat, belajar, bermain, makan, dan lain sebagainya. Kedisplinan akan mengajarkan pada si buah hati rasa kehilangan dan terasa ada yang kurang, bila dia belum melakukan aktifitasnya seperti yang biasa dia lakukan.

3.      Penuhilah si buah hati dengan cinta dan kasih sayang tapi jangan mengikatnya. Biarkan dia bereksplorasi dengan dunianya. Bermain sendiri, mencoba hal-hal baru. Dan berilah kepercayaan penuh kepadanya, bahwa dia mampu tanpa bantuan oarng tua. Intinya mengajarkan kemadirian.

4.      Berikanlah si buah hati lingkungan atau tempat yang bisa membantu tumbuh kembangnya dengan baik. Teman bermain yang baik, tempat sekolah atau taman bermain yang baik, dan terutama keluarga serta lingkungan di sekitar rumah. Karena lingkungan dan orang-orang disekitar itu pula yang akan berperan penting dalam pembentukan kepribadian buah hati.

(Iswa, 191213)

Komentar

Postingan Populer