Lastri

Lastri tampak gupek mencari-cari sesuatu di kantong belanjaannya. "Oooh.. dimana? kok ndak ada ya?" segera ia menuruni tangga rumah panggungnya dan celingak celinguk mencari-cari siapa tahu jatuh di halaman. Ternyata yang dicarinya tak kunjung juga melintas di bola mata.

"Hadeeeh.. bagaiman ini?" Lastri kembali teringat dengan ucapan-ucapan pedas mamak kemarin petang, yang lagi-lagi menyinggung soal dirinya yang belum juga mendapatkan jodoh. "Kamu itu bagaimana mau dapat jodoh, kalau hidupmu terus-terusan begitu. Berusaha.. cari solusi atas semua masalahmu.." terngiang-ngiang kembali ucapan mamak yang terasa sangat pedas menilai anak gadisnya yang sudah hampir sepertiga abad itu.

Selintas kemudian Lastri teringat bahwa tadi, sewaktu dia melintasi bukit ilalang angin bertiup sangat kencang. Mungkinkah terjatuh di sana? Secepat tiupan angin Lastri berlari menuju bukit ilalang yang terdapat padanya jalan setapak tempat orang melintas menuju pasar kampung. Matanya kembali nanar mencari-cari, tubuhnya yang gendut berjongkok kesana kemari menyibak-nyibak rumpun ilalang. Tidak di hiraukannya beberapa belalang yang terbang mendadak karena ulahnya. Hingga akhirnya matanya terpaut pada satu sobekan kertas kecil yang bertengger di atas pucuk ilalang yang terayun-ayun tertiup angin.

"Aiiiih ini dia.. untung ketemu.." pekik Lastri girang.

Tidak dihiraukannya muka dan tubuhnya yang kini basah oleh keringat. Tangan gempalnya menjangkau sobekan kertas yang di carinya. sejurus kemudian menciumi kertas sobekan koran yang dimintanya tadi dari penjual ikan asin. Tampak buram di sana tertuliskan "Berat Badan Berkurang, Jodoh Cepat Datang."

Komentar

Postingan Populer