MENULIS, BERSAMAMU KURENTAS JALAN SYURGA

MENULIS, BERSAMAMU KURENTAS JALAN  SURGA

Aku tak pernah punya mimpi yang lebih indah selain aku bermimpi menjadi seorang penulis yang mempunyai banyak karya dan membawa kemanfaatan untuk sesama. Karena bagiku, menulis adalah mengukir setiap yang angan menjadi nyata,  melipat segala yang tak terlihat menjadi di pelupuk mata, melepaskan segala rasa yang bergejolak memenuhi dada, menapakkan jejak diri untuk berbagi. Berbagi segala yang kita miliki. Membahagiakan mereka yang sedang bergumul kesedihan, atau mengetuk hati  mereka yang tengah bergelimang bahagia untuk mengingat arti empati.

 Seperti cendana yang tak akan wangi bila tak tersulut api. Menulispun perlu selalu dilatih dengan kesungguhan tekad, idealisme dan tujuan yang pasti . Seperti yang dikatakan oleh Kang Abik “Habiburrahman El-Shiraj” yang sukses dengan novel Ayat-Ayat Cinta. Beliau menyampaikan dalam tips kepenulisannya, bahwa “Menulis itu harus memiliki niat, keberanian dan idealisme yang kuat, serta wawasan yang luas.”

Apa tujuan kita menulis? Sekedar melepaskan beban diri dan hatikah? Atau ada makna yang lebih berarti dari itu semua?

Bercermin pada orang-orang hebat pada masanya yang telah mengabadikan nama-nama mereka  lewat menulis. Ada Imam Bukhari, yang dengan kesungguhan dan ketekunannya, beliau mampu mengumpulkan dan  menghafal seratus ribu hadits shahih dan membukukannya pada kitab Shahih Bukhari, ada Imam Ibnu Hajar yang mendedikasikan hidupnya untuk menulis sarah kitab Bukhari Muslim, atau ada Harun Yahya sang ahli sains yang karya dan pemikirannya telah mendunia. Sedang di Indonesia ada Buya Hamka yang telah sukses mengabadikan dan mengabdikan hidupnya untuk kebaikan dengan menulis.

Tidak inginkah kita seperti mereka??

Menulis tidak akan lebih indah selain ditujukan  sebagai jalan untuk meraih syurga-Nya. Karena tidak akan ada cinta yang tidak terbalas cinta. Tidak akan ada kebaikan yang tidak terbalas kebaikan, bila semuanya hanya untuk di tujukan kepada-Nya.

Biarkan setiap aksara yang tergoreskan menjadi amalan ibadah. Memberikan jejak dalam setiap tapak. Memberikan nafas dalam setiap kehidupan. Memberikan cahaya dalam segala gelap. Memberikan kekuatan saat lemah menyapa. Dan memberikan warna cinta dalam setiap rasa.

Memintal setiap abjad menjadi kata, menjadi kalimat dan uraian kisah. Semua lelah akan terbayar sudah, senyum indah kan merekah, bila hasil pintalan abjad  kemudian membawa kemanfaatan untuk sesama.

Aku, kamu, dia dan mereka semua..
Di sini kita, dengan menulis merentas jalan menuju ke surga-Nya.

Komentar