Tentang Menjaga Aib


Suatu petang  aku tergoda untuk mengikuti pengumuman yang di adakan oleh pak Isa Alamsyah, yaitu mengenai muhasabah cinta seorang istri. Betapa inginnya tulisanku bersanding dengan tulisan bunda Asma Nadia. Penuh semangat kembali kurangkai ingatanku tentang kisah perjalanan rumah tangga yang telah kujalani. Tentang suka duka, baik buruk dan semua hal yang berada di rumah tanggaku dengan suami. Berharap bisa menjadi inspirasi dan ibroh untuk orang yang membacanya. Dengan mengucap bismillah, kubuka words dan mulai kurangkai kata demi kata. Tetapi belum dua paragraph aku menulis, tiba-tiba laptopku eror. Keybord yang kupencet menghasilkan huruf yang tidak sesuai dengan inginku
Kuhentikan inginku, kupandangi hasil tulisanku yang acak-acakkan. Ada sebagian huruf yang tiba-tiba jadi capital dan double. Hanya istighfar yang kemudian meluncur dari bibir. Mungkin bukan begin caraku menulis. Mungkin belum saatnya kini aku berbagi segala tentang rumah tanggaku. Bukankah di dalamnya ada aib rumah tanggaku, yang pastinya itu adalah aibku dan aib suami. Bukankah itu harus dijaga dengan sebenar-benarnya? 
Benarkah begini caraku berbagi? apalagi berharap orang lain memetik ibroh dari tulisanku.
Lalu, siapa aku kini? sudah baik amal ibadahku kah? sudah sempurna akhlakku kah? sudah kupenuhi segala kewajibanku sebagai seorang hamba?sudah pantaskah aku menjadikan diriku sendiri untuk menjadi contoh untuk orang lain?

TIDAAAK..!!!aku takut belum mampu menjaga hati dari sifat-sifat buruk. Aku takut niatku berbagi malah kemudian menjadi bisikan syaitan untuk menanamkan riya dan ingin dipuji di hatiku. Bukankah lebih baik menjadi orang yang hanya berniat terus menjadi lebih baik dari waktu ke waktu?? Bilapun ada yang mau mengambil ibroh dari perjalanan hidup dan rumah tanggaku, biarlah itu atas kehendak mereka sendiri, bukan karena aku yang ingin menunjukkan.

Akhirnya aku hanya terduduk lemas. Mengingat kembali, beberapa kejadian yang kualami selama aku ikut bergabung dalam grup tulis menulis dan menyalurkan kesenanganku dalam menulis. ada beberapa kejadian yang selalu menghalangiku, setiap aku membuat tulisan yang di dalamnya berisi tentang aib seseorang atau aibku sendiri. Kini aku semakin mengerti betapa Allah sangatlah menyayangiku. Selalu menjaga langkahku untuk tidak ikut terbawa arus menuliskan apa-apa yang tidak seharusnya kutuliskan. Kini aku mengerti, betapa pentingnya perkara menjaga aib. Menjaga aib itu seperti memakai pakaian yang sesuai kaidah syariat, semakin kita menjaganya semakin mulia kita di hadapan-Nya. 

Kujaga aibmu, maka Allah akan menjaga aibku
Kujaga aibku, maka Allah akan menyayangiku.

Ya Rabb.. selalu dekatkanlah keluargaku dengan kebaikan untuk di dunia dan akhirat.
Jauhkanlah kami dari segala keburukan. dan jagalah kami dari buruknya tipu daya syaitan.

Rumah petak, 160314


Komentar