Lebih Besar Dari Gunung Uhud


Usai sholat magrib tidak seperti biasanya suasana masjid gaduhnya minta ampun. Ada beberapa anak laki-laki usia 6-8 tahun memenuhi masjid. Saling kejar-kejaran dan bermain petak umpet di antara tiang-tiang masjid. Sebenarnya mereka biasanya sesudah shlat magrib akan kembali ke rumah masing-masing dan kembali ke masjid ketika menjelang masuk waktu shalat isya. Keriuhan mereka mengganggu konsentrasiku mengajar anak-anak yang sudah al-qur'an. Dengan isyarat tangan kuminta mereka berhenti dan tidak gaduh, hanya beberapa saat mereka tenang, dan ketika mataku sudah tidak memperhatikan mereka lagi, kegaduhanpun kembali tercipta. Hingga akhirnya salah satu dari mereka menabrak putri kecilku yang juga ikut-ikutan main kejar-kejaran bersama mereka. Tubuh putriku yang ndut tetimba badan seorang anak laki-laki yang sudah berusia delapan tahun. Sejenak hening tercipta, segera ku gendong si kecil yang meraungraung menahan sakit di sebelah tangganya. Saling menyalahkan dan saling tuding terjadi. Tidak kuhiraukan mereka yang tengah sibuk saling menyalahkan, hingga akhirnya mereka meminta maaf. Dalam hati aku berharap kegaduhan tidak tercipa lagi.

Tapi ternyata aku salah, setelah adzan isya berkumandang dan saat jeda menunggu iqomat anak-anak kembali berlarian dan membuat gaduh. Ku panggil semuanya yang tengah gaduh untuk duduk dihadapanku.

"Kalian tahu tidak? kalau membikin gaduh di masjid itu dosa? apalagi klau sampai mengganggu orang yang sedang sholat, dosanya akan sangaaaaaaaat besar." kutekan kata besar untuk menakuti mereka.

"Hayooo sebesar apa? ada yang tahu ngga?"

Semua menunduk tidak ada yang berani menjawab.

"Kalian tahukan? kalau kita makan tidak baca doa itu sudah berdosa? naah kalau ribut dan mengganggu orang sholat di masjid, dosanya akan lebih besar dari lupa baca doa sebelum makan, atau lebih besar dari gunung uhud. Kalian mau mendapat dosa sebesar gunung uhud?" semua kepala menggeleng.

"Oke mulai sekarang tidak ada lagi yang ribut di dalam masjid, dudukyang rapi ya.. nanti saat sholat isya ummi tidak mau mendengar suara gaduh lagi."

Berlahan kesemua anak yang jumlahnya delapan anak ini beranjak dan duduk rapi di shaf untuk jamaah laki-laki. Dalam hati aku menahan senyum, emang dosa ya? kalau lupa baca doa mau makan? kan nggak ada haditsnya tuh?? :) :)

Ternyata anak-anak saja takut mendapat dosa, kenapa kita yang sudah baligh kadang sering lalai dan menganggap remeh dosa??

Komentar

Postingan Populer