Dongeng "Dialog Makan Siang"




“Nasyaaaa.. makan siang dulu ya Nak,” terdengar suara bunda menyuruh Nasya makan siang.

“Iya Bund, tapi sebentar lagi ya? Nasya mau menyelesaikan prakarya ini dulu. Hari senin besok harus dikumpulkan,” terdengar suara Nasya memberi jawaban.

“Kalau begitu Bunda siapkan di meja makan ya, setelah itu Bunda mau ke tempat bude Salimah sebentar untuk mengantar uang bulanan menyetrika.”

“Iya Bund..” Nasya kembali menjawab sambil melanjutkan tugas prakaryanya.

Kemudia Bunda mengambil satu centong nasi dan ditaruh pada sebuah piring.

“Asyiiiiik Alhamdulillah kita yang terpilih untuk disantap manusia kali ini,” teriak gumpalan butiran-butiran nasi yang tadi bunda ambil.

“Nasyaaa, sup bayam dan jagungnya Bunda pisah saja ya? Bunda taruh di mangkuk tersendiri, lauknya mau pakai apa Nak? Ayam atau ikan goreng?”

“Pakai ayam goreng saja Bund..” suara Nasya menyahut.

“Yuhuuuuiii.. selamat tinggal kawan.. kami mendahului kalian untuk menjadi asupan gizi manusia.” Senyum merekah dari beberapa potong bayam dan jagung yang di sendok oleh Bunda.Kemudian disusul jerit bahagia dari sepotong ayam goreng yang di ambil Bunda dari piring lauk  dan kemudian di taruh di atas nasi putih. “Alhamdulillah.. aku yang diambil terlebih dahulu, maafkan aku ya teman-teman,” pamit sepotong ayam goreng pada setumpuk lauk yang masih bertengger manis di atas piring menunggu giliran disantap oleh anggota keluarga Nasya yang lain.

“Nasya, semua sudah siap. Kerupuknya tinggal dua ada di toples, habiskan saja, nanti Bunda beli lagi.  Jangan lama-lama ya.. nanti keburu supnya dingin. Bunda pergi sebentar ya sayaaang. EMmmah!!!” pamit bunda sambil mencium kening Nasya.

“Siap..!! Bunda hati-hati ya,” pesan Nasya pada Bunda sambil tersenyum manis menampakkan deretan giginya yang putih bersih..

Sementara itu di meja makan tengah terjadi percakapan seru antara sepiring nasi, sepotong ayam goreng, semangkuk sup, serta dua keping kerupuk yang ada di dalam toples.

“Assalamualaikum kawan-kawan, selamat menghuni meja makan ini. salam kenal semoga kita semua kali ini akan menjadi santapan yang nikmat untuk Nasya,” sapa dua keeping kerupuk kepada sepiring nasi, semangkuk sup dan sepotong ayam goreng yang sedari tadi tersenyum sumringah..

“Waalaikumsalaam, salam kenal juga.” Serentak semua menjawab.

“Eeeeh kerupuk, kamu sudah lama ya jadi penghuni toples itu?” tanya semangkuk sup.

“Iya kawan, kami sudah hampir tiga hari di sini tapi belum juga mendapat giliran untuk disantap. Kemarin salah satu teman kami disantap oleh Arya tetangga sebelah Nasya. kasihan sekali nasibnya, dia dimakan menggunakan tangan kiri dan tanpa bismillah lho,” jawab dua keping kerupuk dilanjutkan dengan cerita.

“Waaah??? Kasihan sekali nasibnya. semoga nanti Nasya akan memperlakukan kita dengan baik,” terdengar sahutan dari sepiring nasi penuh harap.

“Memangnya ada ya manusia yang makan mengguanakan tangan kiri?” tiba-tiba sepotong ayam goreng bertanya.

“Banyaaak..!!! Bahkan mereka ada yang lupa berdoa sebelum dan sesudah makan dan ada yang makan sambil berdiri juga. Entah karena mereka tidak tahu, lupa atau belum mengerti ajaran rasul yang menganjurkan untuk makan sesuai dengan adabnya,” terdengar sepiring nasi memberi jawaban dengan bijak.

“Waah..? kalau begitu, kita sebagai makanan juga harus berdoa nih supaya kita disantap oleh manusia yang baik. Supaya sumber energi dan vitamin yang ada pada kita tidak terbuang dan terserap sia-sia,” suara dua keping kerupuk menimpali.

‘Huuuss.?! Jangan berisik kawan-kawan. Lihat tuh.. Nasya sudah menyelesaikan prakaryanya dan akan segera menyantap kita. Diam dan segeralah berdoa agar kita bermanfaat untuk tubuh Nasya,” tiba-tiba suara semangkuk sup memberitahu yang lain. Segera semua diam dan khusyuk dengan doa masing-masing.

“Alhamdulillah, akhirnya selesai juga prakarya yang kubuat, dan sekarang saatnya makan siang.”Sambil menarik salah satu kursidi meja makan suara Nasya terdengar lega dan gembira.

‘Bismillahirrahmanirrahim Allohumma baariklanaa fimaa rozaktanaa waqinaa “adza bannar. Hmm.. nikmat sekali masakan bunda kali ini,” puji Nasya pada masakan bunda sambil menyuap dan mengunyah makan siangnya.

Tampak sepiring nasi yang sebagian sudah di makan Nasya, semangkuk sup yang sudah tinggal setengah mangkuk, sepotong ayam goreng yang bentuknya tak lagi sempurna, dan dua keping kerupuk yang kini telah menyatu dalam piring nasi saling mengerling dan tersenyum bahagia.

‘Assalamualaikum.. bagaimana makan siangnya Nak?” bunda telah kembali dan menyapa Nasya yang tengah makan dengan lahap.

“Enak sekali masakan Bunda, maknyuuuus rasanya. Terimakasih ya Bund,” jawab Nasya  menggigit sepotong kerupuk “kriuuuk kriuuuuuk…”

“Alhamdulillah.. bersykurlah pada Allah Nak.. DIA lah yang telah memberi kita segala nikmat ini.” jawab bunda sambil tersenyum dan mengusap kepala Nasya.

Bandar Lampung, April 2014






Komentar

Postingan Populer