Setelah Setahun Berlalu

Pagi ini kembali sama. Aku duduk di depan laptop kecilku, menghadap jendela yang kubiarkan terbuka dengan uadara dingin pagi yang kuhirup berlahan dan menikmati setiap bunyi tuts keyboard yang kutekan. Adakah bosan dan lelah dengan ini? Bisa iya atau tidak. Suatu waktu aku teramat benci dan jenuh dengan rutinitas ini. Hanya bengong dan membolak balik dari layar tampilan ini ke yang itu. Tapi, suatu waktu akupun seperti menemukan duniaku. Asyik. Tanpa teringat waktu bercengkrama dengan setiap ide yang aku coba  tuangkan kedalam tulisan.

Kini, setahun telah berlalu. Sejak pertama aku bergabung dan mencoba menjejajki dunia kepenulisan. Mulai belajar dari titik nol. Mengenal kegunaan huruf kapital. tempat dimana yang benar menaruh tanda baca titik, koma, tanda seru dan sebagainya. Juga belajar berinteraksi dengan sesama teman yang memiliki kesenangan sama. Belajar bermuamalah dalam dunia maya, mencoba menafsirkan setiap kata mereka, mencoba mengenali watak dan mengendalikan diri sendiri juga tentunya. Itu semua hal penting yang kemudian aku pelajari dalam tapak-tapak yang telah kulaluli.

Hingga kemudian aku beranikan diri mengikuti event-event kepenulisan yang diadakan beberapa penerbit indie. Sekali dua kali aku merasa mampu. Tapi, setelah beberapa kali aku baru menyadari, ternyata tulisanku belum cukup bagus. Masih banyak teori kepenulisan yang harus aku pelajarai. Kembali berbenah dan membiarkan diri larut dalam dunia belajar kembali. Itu kemudian yang kupilih.

Kini, setelah setahun berlalu. Aku telah dapat mengabadikan beberapa tulisanku dalam buku antologi yang berjumlah sekitar tujuh belas buah. Adakah aku puas dengan semua dan kemudian menghentikan langkah?

Bagiku ini baru tapak-tapak pertama yang harus aku lalui. Masih banyak lagi tapak di depan sana yang menantiku dan harus aku jejaki. Aku harus terus berusaha untuk sampai disana (ini yakinku). Tapi, untuk saat ini aku memilih untuk rehat sejenak. Yaaa hanya sejenak. Dan aku berharap aku tidak terkena virus mandeg karya. Dalam waktu dekat ada beberapa hal yang harus aku periorataskan. Ini juga tentang impian hidupku yang lain. Aku ingin hidupku berjalan dengan baik. Tidak ada yang yang terlewat untuk aku periorataskan. Tidak ada yang harus gagal meski semua harus berjalan berlahan.
 

Tetaplah menapak. Tetaplah berkarya. Tetaplah kejar setiap zarah yang bernama kebaikan.

Jendela pagi, 15 Agustus 2014

Komentar

Postingan Populer