Game 1 Kelas Bunda Sayang #2 #Day1

Tantangan Sepuluh Hari Komunikasi Produktif

#Day1

Komunikasi Produktif pada Anak.



Ketika akan mengawali game 1 pada kelas Bunda sayang ini saya mereview kembali apa tujuan saya bergabung di kelas perkuliahan Institut Ibu Profesional ini. Duluuu sekali he he.. Maksudnya awal saya bergabung di IIP ini karena saya ingin sekali memperbaiki pengendalian diri (emosi) yang masih sangat buruk, sering meledak-ledak, tidak stabil dan sering tidak terkendali.

Nah, ketika memulai game 1 ini maka pilihan saya langsung jatuh pada point Mengendalikan emosi. Tapi meski begitu saya berpikir ada beberapa point lain yang juga ternyata bisa bersinergi dengan point pengendalian emosi. Yaitu point: intonasi dan suara yang ramah, mengatakan yang diinginkan, dan refkeksi pengalaman. Mungkin pada hari lain, nanti saya akan menemukan point lain lagi yang ternyata bersinergi dengan pount Mengendalikan emosi. 

Selain itu saya juga menetapkan waktu tantangan mulai pukul 06:00-18:00. Dengan harapan pada jeda waktu dua belas jam ini saya dapat lebih melatih diri dalam mengendalikan emosi diri.

Dimulai dari rutinitas pagi ketika harus membujuk si kakak mandi. Usianya kini hampir menginjak 6th. Mungkin sekitar 80% pagi hari bagi si kakak harus dilewati dengan tangisan. Terutama pada ritual mandi pagi. Biasanya dari membangunkan, glosor dan merengek sampai berhasil masuk kamar mandi yang kemudian berlanjut dengan pecahnya tangisan seiring guyuran air itu membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit. Naah, dalam ritual ini pengendalian emosi saya sebagai umminya benar-benar teruji. Seperti pagi ini. Selepas pulang sholat subuh di masjid si kakak langsung nonton kartun kesayangannya. Menjelang pukul tujuh, saya mengingatkan padanya  (berbicara dengan suara ramah dan riang) bahwa hari ini ada agenda mengunjungi mbah putri di pringsewu. Dia menyahut dengan riang bahwa akan segera mandi dan bersiap. 

Berapa menit setelah uminya selesai membereskan rumah dan beranjak ke belakang untuk menjemur pakaian. Saya kembali mengingatkan (lagi, dengan suara riang dan ramah) bahwa kami harus segera bersiap. Dan si kakak menyahut dengan riang juga, "Ok, Ummi. Tunggu sebentar lagi, ya..) 
Sampai akhirnya menjelang pukul delapan. Dengan sembari mendengarkan cerita refleksi pengalaman si kakak akhirnya melepas pakaian dan bersiap mandi.

Olalaaa.. Ternyata dia tidak langsung masuk kamar mandi. Dia lebih tertarik dengan aneka perabitan yang habis di cuci oleh saya, pemirsaaah hik hik.. Sambil duduk di kursi kecil dan memangku wajan usang dapur kami, si kakak berkata. "Ummiii.. Nanti kalau wajannya sudah bolong buat saya, ya." sambil dielus-elus dan ditimang-timang itu wajan usang bin bulukan. Aselinya emosi saya sudah mulai muncul, nih. Maka kujawab dengan suara dengusan di hidung. 'Huuuuukss!"

"Ih, Ummi kayak BAB 1," Seru si kakak sambil masih nimang2 wajan. 
Aku yang tengah melanjutkan menjemur pakaian menyahut. "BAB 1 tentang apa? Emang kakak tahu?"

"Ya tahulah! Itu tadi umi kayak BAB 1 suaranya?"

"Apaan?" seruku bingung dan sedikit jengkel. Tapi alhamdulillah masih ingat kalau tengah menjalankan tantangan 10 hari menahan emosi kwkwk..

"Ituuuuu maksudnya BAaaaaBiiiI"

Bhaaaaa haaa.. Sontak aku ngakak sambil menggiringnya masuk kamar mandi. Si kakakpun merasa bahagia karena berhasil membuat uminya tidak tahu tentang suatu hal dan tertawa riang. Duuuh, ada-ada aja. Done! Acara mandi pagipun mulus tanpa tangisan. Alhamdulillah.

Hingga akhirnya kami melakukan perjalan ke pringsewu bolak balik dan kembali membujuknya lagi untuk bangun dari tidurnya dan mandi sore berjalan mulus. Bahkan saat dia minta diantar ke masjid karena mau ikut ngaji pakai speker membaca hafalan surat pendek bersama teman-temannya dan saya diminta untuk memegangi pengeras suaranya. Itupun kujalani dengan baik. Weeeh padahal sebentar lagi magrib dan saya belum mandi.. He he..

Komunikasi produktif pada pasangan.



Alhamdulillah setelah sekian waktu bersama dan telah mengalami banyak hal tentang mis komunikasi dan buruknya sistem komunikasi dengan pasangan. Kini kami sudah sampai pada tahap komunikasi yang klop, baik dan nyambung. Dan untuk melaksanakan tantangan sepuluh hari komunikasi produktif dengan pasangan, saya memilih point intensity of eye contact. Alasan memilih point ini karena point inilah yang lebih sering kami gunakan. Dan ini bentuk komunikasi paling efektif ketika kami tengah berada di keramaian. Karena kadang tanpa berbicara kami bisa mengerti dan memahami maksud satu sama lain hanya dengan sekali #ting. 😂😂😂

Seperti hari ini ketika kami harus gagal menyampaikan tentang sebuah kesepakatan kepada salah satu saudara dan kesepakatan ini telah kami buat sebelumnya maka ketika kami berada di tengah orang lain, maka yang kami lakukan hanya saling memandang dan Done! Kesepakatan barupun tercipta.

Alhasil Tantangan #day1 sekian dulu ceritanya. 

Salam Ibu Profesional.
Islah wardani


Komentar

Postingan Populer