Game 1 kelas Bunda Sayang sumatera2 #Day8

Tantangan Sepuluh Hari komunikasi Produktif

#Day8

Hari ini sepanjang pagi hingga selepas dzuhur, si kakak tertidur nyenyak. Bangun ketika sudah lewat waktu dzuhur. Otomatis tidak mandi pagi. 😁
Setelah melaksanakan sholat dzuhur, tiba-tiba sifat anehnya kambuh. Bete dengan ini itu. Mulai menyalahkan uminya, adek, juga semua mainannya. Sambil tetap tilawah, kudengarkan saja gerutuannya tentang ini itu. Naah, tahap selanjutnya si kakak mulai jailin adeknya yang masih berumur 20 bulan. Berulang kali adek ngejerit nangis. Sampai akhirnya keluar gerutuan tentang apa yang sebenarnya dia inginkan. "Haqiya sebel! Nggak bisa ngapa-ngapain. Nggak boleh youtuban!"

Olalaaaa, ternyata dia ingin buka youtube dan nggak berani bilang uminya. Karena memang hari beryoutube masih esok hari. Yaitu hari jumat. Si umi masih tetap pura-pura tidak dengar, sampai akhirnya Abi pulang kerja. Dan rayuan maut si kakak ke abi pun keluar.

"Biiii.. Boleh utuuuuuuub, ya." 😂😂

Abinya mengangsurkan hpnya malas ribut. Duuuh, dimana-mana bapak memang malas ribut. Sampai menjelang magrib semua aman. Tapi tidak saat kami selesai menghadiri acara bukber di undangan para mahasiswa abinya. Tiba-tiba entah kesambet apa, si kakak merengek minta nginep ke tempat sepupunya. Diberi jawaban, rayuan apapun dia tidak mau mengerti. Duduk cemberut bersedekap. Abinya yang buru-buru hendak traweh segera ke parkiran mengambil motor sambil menggendong adek. Sedangkan aku segera menyusul untuk mengambil adeknya. Tapi tiba-tiba si kakak yang merasa diabaikan meraung keras. Menyusul uminya sambil mengamuk. Melempar sandal, menarik-narik baju dan jilbab uminya. Mencakar muka dan menggigit lengan uminya. Duuuuh, saat si kakak nangis begini rasanya saya selalu berfikir. Apa yang harus saya perbuat sebenarnya?

Setiap dia nangis begini, dicuekin salah, saya ngomongpun salah. Tanpa malu dengan hadirin yang lain, si kakak berlanjut dengan guling-guling di halaman. Saya hanya diam tanpa ekspresi marah ataupun merayunya. Hanya diam saja menungguinnya. Sampai si abi datang menghampiri dengan motor dan langsung diangkat.

Sepanjang perjalanan si kakak tetap nangis. Bahkan ketika sampai rumah, tangisan si kakak tetap tak berhenti, malah mengeras lagi suaranya. Sampai akhirnya dia tertidur.

Naaah, sayapun kasihan. Betewe dia kan seharian puasa. Baru juga makan separuh dari nasi kotak masa iya sudah tidur. Belom makan ini itu yang laen. Akhirnya selepas sholat taraweh, kubangunkan perlahan. "Naaak, bangun, yuk. Umi masak tekwan lho.."

"Nggak mauuu"

"Kakak mau tidur aja?"

"Nggak mauuu!!"

"Eeeh, nggak boleh marah lagi, Nak. Umi sudah maafin kakak, kok. Kita makan tekwan yoook. Atau kakak mau makan apa?"

Cliiiiiing!! Matanya menyembul dari bantal yang menutupi wajahnya. Entah karena dengar uminya sudah memaafkan atau karena tawaran mau makan apa.

Selanjutnya dia duduk manis memangku sekotak brownis dan berlanjut dengan semangkuk tekwan hangat. Saat abinya pulang dari masjid, "Abiiiii, mau es krim" 😂😃

Yo weslah, Nak sak karepmu. Semoga Abi dan umimu semakin bisa melatih kesabaran ini.

Salam Ibu Profesional

Islah Wardani

Komentar

Postingan Populer