Untuk Buah Hati, Cermat Sebelum Memberi
Suatu petang putri kecilku berlar-lari dari luar
menghampiriku yang sedang merapikan pakaian. “Miiiii.. nii es dim kacih kakak.”
Dengan heran kulihat
tangan mungilnya memegang satu buah es krim berlapis coklat tebal dengan bungkus
warna biru ungu. Di serahkannya es krim ini ke aku, ini kebiasaan anakku bila
mendapat makanan yang baginya itu hal baru, maka dia tidak akan memakannya
sebelum mendapat ijin dariku atau suami.
Ternyata es krim ini dikasih oleh tetangga depan rumah kami,
dengan sedikit rayuan kemudian ku minta putri kecilku kembali keluar untuk
mengucapkan terimaksih pada kakak depan rumah kami, sedangkan bungkus es krim
ini langsung kuamati cermat. Benar saja pada kemasannya tidak ada label halal
dan kandungan bahan apapun, hanya ada tulisan “terbuat dari coklat belgia”.
Segera tanpa ampun, es krimpun langsung berpindah tempat ke kotak sampah.
Suamiku yang sedang asyik dengan pekerjaanya sejenak bertanya, “Kenapa mi?”
dengan sigap kujawab, “tidak untuk di konsumsi anak kita mas.”
Suamiku paham tetapi dengan seloroh dia meledekku, “Wiiih..
padahal enak tuh.. kita belum pernah membelinya kan?”
“Nggak akan pernah yaa.?! jawabku sambil meneruskan acara
lipat-lipatku.
Diantara aku dan
suami sudah terpatri untuk berusaha memberi anak kami segala yang halal lagi
toyyib. Ini juga selalu kudengar dari kedua orang tuaku, yang apabila di tanya
oleh orang-orang kenapa anak-anaknya tidak ada yang nakal, selalu mudah di
atur, nurut untuk di ajak beribadah dan berprestasi di sekolah. Maka jawaban
yang selalu kudengar dari ibuku adalah “Karena bapaknya tidak pernah memberi mereka
makanan yang haram.”
Berawal dari makanan yang kita makan, atau kita berikan
kepada anak-anak kita, maka dampaknya akan sangat berpengaruh pada tumbuh
kembang mereka. Apabila makanan yang kita berikan kepada mereka tidak terjamin
kehalalan dan ketoyyibannya (baik dari segi pencarian ma’isah, ataupun
penyajian) mungkin bisa di khawatirkan tumbuh kembang anak akan banyak
mengalami masalah. Akan susah di ajarkan dan diajak beribadah, akan malas dan
susah dalam menerima pelajaran, serta mungkin pula anak-anak kita akan tumbuh
menjadi anak-anak yang cenderung nakal dan susah untuk diatur.
Dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat :14 dijelaskan
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah
Alloh berikan kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah
kepada-Nya.”
Jadi, kini tidak lagi ada alasan untuk tidak cermat
mengamati segala yang akan di konsumsi oleh anak-anak kita. Selalu cermatilah
kemasan makanan yang akan di di konsumsi mereka, adakah label halal MUI yang
telah di sahkan? Adakah tanggal kedaluarsanya? Adakah komposisi terbuat dari
apa saja makanan terbuat? Dan kalau perlu kita juga perlu mengamati kandungan
gizi yang tercantum pada kemasan tersebut.
Berikut beberapa tips mengamati jumlah kandungan makanan
pada label makanan kemasan.
1.
Mulai dari atas
Lihatlah bagian teratas dari label makanan.
Biasanya , di sana terdapat aturan ideal soal seberapa banyak makanan atau
bahan makan tersebut layak disajikan. Usahakan jangan melampui batas aturan
maksimal konsumsi.
2.
Kalori
Secara umum pembagian kalori pada makanan
ada tiga, yaitu rendah kalori (dibawah 40 kalori persajian), moderat (100kalori
perpenyajian)dan berat (dia atas 400 kalori persajian). Hindari mengkonsumsi
kalori dalam asupan yang terlalu tinggi.
3.
Total Lemak
Ada tiga jenis lemak Yang pertama lemak saturated
fat, jaga konsumsinya tidak lebih dari sepuluh persen. Kedua trans-fat, lemak
jenis ini tidak sehat, tekan konsumsinya, minimal kurang dari dua gram perhari.
Ketiga lemak yang baik yaitu PUFA (polyunsaturated fat) dan MUFA (monounsaturated
fat). Lemak ini ramah terhadap jantung dan umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan.
4.
Sodium
Konsumsilah sodium di bawah 2.300 mg
perhari.
5.
Gula
Hindari makanan yang terdapat jumlah gula
yang terlalu tinggi
6.
Serat
Orang dewasa di anjurkan mengkonsumsi 25-30
gram serat perhari atau 14 gram untuk setiap 1000 kalori yang dikonsumsi.
Sedangkan anakanak usis 2-18 tahun harus menkonsumsi serat sesuai dengan usia
mereka di tambah 5 gram.
7.
Perhatikan
urutannya.
Daftar bahan baku pada label makann biasanya
disusun secara sistematis, dari yang terberat hingga teringan. Sebaiknya,
hindari makanan yang mencantumkan kata “gula” di bagian teratas label makanan.
(Tips disarikan dari ar-risalah edisi Januari 2014)
Komentar
Posting Komentar